Nih Tata Cara Salat Gerhana yang Disunahkan dalam Islam
Ilustrasi
Fenomena alam menarik yang diklaim akan muncul pada Senin (7/8/2017) malam hari hingga Selasa 8 Agustus 2017 dini hari yakni gerhana bulan tersebut dapat dilihat oleh seluruh warga Indonesia.
Gerhana bulan adalah peristiwa ketika terhalanginya cahaya matahari oleh bulan sehingga tidak semuanya sampai ke Bulan. Peristiwa yang merupakan salah satu akibat dinamisnya pergerakan posisi Matahari, Bumi, dan Bulan ini hanya terjadi pada saat fase purnama dan dapat diprediksi sebelumnya.
Adapun gerhana matahari adalah peristiwa terhalangnya cahaya matahari oleh bulan sehingga tidak semuanya sampai ke Bumi dan selalu terjadi pada saat fase bulan baru.
Menurut BMKG, pada 2017 ini diprediksi terjadi empat kali gerhana, yaitu, Gerhana Bulan Penumbra (GBP) 11 Februari 2017 yang dapat diamati dari Indonesia bagian barat, kedua gerhana matahari cincin (GMC) 26 Februari 2017 yang tidak dapat diamati dari Indonesia, ketiga gerhana bulan sebagian (GBS) 7-8 Agustus 2017 yang dapat diamati dari Indonesia, dan terakhir gerhana matahari total (GMT) pada 21 Agustus 2017 yang tidak dapat diamati dari Indonesia.
Ternyata peristiwa ini merupakan satu-satunya Gerhana Bulan yang dapat diamati dari Indonesia di seluruh bagian wilayahnya.
Waktu kejadian gerhana bulan sebagian di Indonesia ini dapat dilihat dari wilayah WIB sampai WIT. Gerhana ini bisa diamati dari pukul 22.50 WIB dan puncaknya akan terjadi pukul 01.20 pada 8 Agustus.
Meski terlihat indah, ketika terdapat fenomena ini, umat Islam disunahkan untuk melaksanakan Salat Gerhana Bulan. Anjuran untuk melakukan Salat Gerhana Bulan juga disampaikan oleh Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU).
Bagi umat Islam yang melihat gerhana tersebut dalam rentang fase kedua sampai fase keempat disunahkan untuk melaksanakan Salat Gerhana Bulan (khusuful qamar).
Berikut tata cara shalat Gerhana Bulan yang menyerupai tata cara shalat Gerhana Matahari.
1. Pertama Takbir Ihram.
2. Membaca doa iftitah, berta’awudz, membaca Surah Al Fatihah, membaca surah panjang seperti Al Imran, Al Baqarah, dan lainnya dengan zahr atau bersuara.
Seperti pada HR Bukhari dan Muslim berikut: “Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam menjaherkan bacaannya ketika shalat gerhana." (HR. Bukhari no. 1065 dan Muslim 901).
3. Takbir lalu rukuk dan disunahkan untuk memanjangkannya.
4. Kemudian bangkit dari rukuk dengan mengucapkan ’Sami’allahu liman hamidah, rabbana wa lakal hamidah’.
5. Lalu iktidal membaca Surah Al Fatihah, membaca surah pendek atau surah panjang lainnya.
6. Sujud, disunahkan pada saat sujud untuk berdoa akan hajat yang akan disampaikan kepada Allah SWT.
7. Duduk di antara dua sujud
8. Setelah Takbir lalu sujud lagi.
9. Melakukan takbir dan bangkit dari sujud lalu mengerjakan rakaat kedua seperti bagaimana saat gerakan dan bacaan rakaat yang pertama hanya saja dalam bacaan dan juga gerakan-gerakannya jauh lebih singkat dari pada rakaat yang sebelumnya.
10. Setelah sujud yang terakhir melakukan Tasyahud Akhir.
11. Salam.
Namun, sebelum Anda melaksanakan Salat Gerhana Bulan, jangan lupa mengucapkan niat salatnya.
Niat Salat Gerhana Bulan:
"Ushallii Sunnatal Khusuufil-Qomari Rak’ataini Lillahi Ta’alaa" (Saya niat (melaksanakan) Salat Sunah Gerhana Bulan dua rakaat karena Allah ta’ala).
Semoga Bermanfaat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar