Google
Web This Blog

Cbox

Enter your email address:

Delivered by FeedBurner

Protected by Copyscape DMCA Takedown Notice Infringement Search Tool

Rabu

Manfaat Tomat untuk kanker Payudara

Diet Tomat Turunkan Risiko Kanker Payudara


Studi terbaru menunjukkan konsumsi tomat bisa meningkatkan level
hormon yang berperan penting dalam metabolisme gula dan lemak di
tubuh. Pola makan kaya asupan tomat turunkan risiko kanker payudara
pada wanita yang berpotensi terkena kanker.
Penelitian yang diterbitkan di jurnal Clinical Endocrinology &
Metabolism ini menunjukkan, wanita yang secara acak diminta makan
tomat dan produk pangan dari tomat (mengandung 25 miligram lycopene
per harinya), mengalami peningkatan level hormon yang meregulasi
metabolisme atau adiponectin.
"Manfaat makan banyak tomat dan produk berbasis tomat, bahkan dalam
jangka pendek, merupakan bukti temuan kami," ungkap peneliti Adana
Llanos, asisten profesor epidemiologi di Rutgers University.
Ia melanjutkan, "Makan buah dan sayur, yang kaya nutrisi esensial,
vitamin, mineral, dan phytochemical seperti lycopene, menunjukkan
manfaat signifikan."
Penelitian ini juga membuktikan peningkatan level adiponectin bisa
membantu mencegah kanker payudara. Hal ini terkait dengan obesitas
yang dikenali sebagai faktor risiko kanker payudara.
"Berdasarkan data ini, kami yakin, konsumsi rutin buah dan sayur
sesuai porsi yang direkomendasikan bisa menjadi bentuk pencegahan
kanker payudara pada orang yang berpotensi terkena kanker," jelas
Llanos.
Studi ini melibatkan 70 wanita pascamenopause yang berisiko tinggi
terkena kanker payudara. Mereka memiliki indeks massa tubuh (IMT) 25
hingga 42, yang mengindikasikan kegemukan dan obesitas. Responden juga
memiliki riwayat kanker payudara di keluarganya.
Pada dua minggu pertama, para wanita ini tidak mengonsumsi tomat atau
kedelai, dan produk lain berbasis kedua sayuran tersebut. Setelah itu,
mereka mulai mengonsumsi tomat selama 10 minggu. Dua minggu setelahnya
mereka kembali tidak makan tomat atau kedelai beserta produknya. Lalu,
setelahnya mereka makan 40 gram protein kedelai selama 10 minggu.
Setelah menjalani diet tomat 10 minggu, peneliti menemukan bahwa kadar
adiponectin meningkat sembilan persen. Kenaikan hormon ini makin
tinggi pada wanita yang memiliki IMT lebih rendah. Bukti lain
menunjukkan, level adipocentin cenderung menurun setelah responden
wanita tersebut makan produk kedelai selama 10 minggu.
"Tidak diketahui dengan jelas mengenai penurunan adiponectin setelah
intervensi kedelai dalam penelitian ini. Penelitian lebih lanjut
diperlukan untuk mengklarifikasi hal ini," tulis peneliti.
Para peneliti juga mencatat, meski penelitian ini lebih fokus pada
manfaat lycopene pada tomat, sangat mungkin bahwa phytochemical
lainnya di tomat juga punya banyak manfaat. Untuk membuktikannya,
perlu ada penelitian lanjutan mengenai manfaat tomat ini

Tidak ada komentar:

Posting Komentar