Inilah 7 Rombongan Setan Penggoda Manusia Saat Sakaratul Maut
Ilustrasi
Setan akan selalu terus-menerus memperdaya anak adam (manusia), mulai dari kita lahir sampai ajal menjemput kita (akhir hayat). Gangguan yang paling dahsyat dari setan itu yakni pada saat “Sakaratul Maut”. Baginda Rasulullah SAW telah mengajarkan do’a, yang artinya berikut:
{“ Ya Allah.. aku berlindung kepada-Mu dari tipu-daya setan di saat “sakaratul maut”. “}
Saudaraku, pada saat menghadapi sakaratul maut , setan -setan yang mengganggu itu terbagi menjadi 7 rombongan, sebagaimana berikut ini :
Rombongan Setan 1
Setan biasanya datang dengan berbagai wujud/ rupa aneh, misalnya seperti ; Permata, Emas, Perak dan lain-lainnya atau bisa juga menyerupai sebagai “makanan-minuman” yang sangat lezat. Sebab orang yang menghadapi sakaratul maut tersebut semasa hidupnya sangat rakus dan tamak kepada barang-barang tersebut, maka pada saat itu disentuh dan diraba-raba barang setan tersebut tepat pada saat nyawanya putus. Dan sesungguhnya Inilah yang disebut dengan “mati lalai” dan lupa terhadap Allah SWT. Ini juga disebut munafik dan jenis mati fasik, maka insyaallah di nerakalah tempatnya. Naudzubillah…!
Rombongan Setan 2
Setan biasanya datang yakni dengan menyerupai binatang-binatang yang ia takuti, seperti misal ; Singa, Buaya, Ular besar, dan lain-lain. Yang mana ketika ia memandangnya maka ia menjerit-jerit dan melompat-lompat sekuat hati dan maka seketika itulah juga putus nyawanya. Dan mati-nya orang tersebut yakni sebagai mati lalai dan ia mati dalam keadaan lupa kepada Allah SWT. Ini juga disebut munafik dan jenis mati fasik, maka insyaallah ke nerakalah tempatnya. Naudzubillah…!
Rombongan Setan 3
Pada saat sakaratul maut tiba, Setan datang untuk memperdaya orang tersebut dan kemudian setan biasanya berwujud/ menyerupai binatang kesayangannya, dan maka ketika itu tangannya pun meraba-rabanya, dan pada saat itu pula dia mati. Maka sesungguhnya mati-nya orang tersebut yakni sebagai mati dalam keadaan lalai dan juga ia mati dalam keadaan lupa kepada Allah SWT. Hal ini bisa juga disebut munafik dan jenis mati fasik, maka insyaallah ke nerakalah tempatnya. Naudzubillah…!
Rombongan Setan 4
Pada saat sakaratul maut ... Setan pun datang menyerupai dirinya sebagai rupa/ wujud yang paling dibencinya (yakni musuh besarnya), maka dia pun kemudian menggerakkan dirinya untuk melakukan sesuatu terhadap musuh besar yang dibenci-nya itu. Seketika itu pula maut datang. Maka sungguh dia mati dalam keadaan lupa dan kepada Allah SWT, serta bisa dibilang matinya itu sebagai Orang yang Fasik dan Munafik. Insyaallah di Nerakalah tempatnya berada. Naudzubillah…!
Rombongan Setan 5
Pada saat sakaratul maut tiba ... Setan pun datang dengan menyerupai anggota keluarganya, seperti missal ; ayah, ibunya sambil setan tersebut membawa makanan + minuman sebagaimana yang sangat diharapkannya. Maka kemudian dia pun menghulurkan tangannya untuk memakan + meminum yang dibawa oleh si ayah dan si ibu (rupa setan tersebut), Seraya seta pun berkata dengan penuh kasih-sayang :
“Wahai anak-ku hanya inilah makanan yang kami bawa dan berikan untuk-mu serta berjanjilah padaku, bahwa engkau akan menuruti kami (ibu dan ayah) untuk menyembah Tuhan yang telah kami sembah (Tuhan selain Allah), agar kita tidak lagi bercerai-berai (kompak), dan marilah kita bersama-sama menuju untuk memasuki surga.”
Rombongan Setan 6
Pada saat sakaratul maut tiba ... ketika itu Setan datang dengan menyerupai Ulama ’ sambil membawa banyak kitab kepada orang tersebut (yang akan mati)
Rombongan Setan 7
Pada saat sakaratul maut tiba ... Rombongan setan ini datang yang terdiri dari 72 barisan. (Mengapa ada 72 barisan? Sebab, dia menepati hadits sebagaimana yang sudah disebutkan Rasulullah bahwa umat Muhammad akan terbagi menjadi 73 barisan/ golongan). Satu barisan yang benar yaitu hanyalah Ahli Sunnah wal Jamaah, Dan 72 lainnya akan masuk ke neraka karena sesat. Ketahuilah bahwa setan tersebut akan mengacaukan serta akan mengganggu anak Adam dengan 72 macam pada saat sakaratul maut tiba tersebut. Wallahua’lam !
Sumber ; Mutiara Publik/ Ustadz. Ahmad Hasan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar