Ranitidin 150 mg
Rp 2.800
Indikasi
Pengobatan jangka
pendek tukak usus 12
jari aktif, tukak
lambung aktif,
mengurangi gejala
refluks esofagitis.
Terapi pemeliharaan
setelah penyembuhan
tukak usus 12 jari,
tukak lambung.
Pengobatan keadaan
hipersekresi patologis
(misal : sindroma
Zollinger Ellison dan
mastositosis sistemik).
Ranitidin injeksi
diindikasikan untuk
pasien rawat inap di
rumah sakit dengan
keadaan hipersekresi
patologis atau ulkus dua
belas jari yang sulit
diatasi atau sebagai
pengobatan alternatif
jangka pendek
pemberian oral pada
pasien yang tidak bisa
diberi Ranitidin oral.
Kemasan
Tersedia dalam
kemasan : Ranitidin 150
mg tablet salut selaput,
1 strip @ 10 tablet salut
selaput.
Produksi
Hexpharm Jaya
Out of stock
Category: Obat-obatan.
Tags: Hexpharm Jaya,
Ranitidin.
Komposisi
Ranitidin 150 mg tablet
salut selaput, tiap
tablet mengandung
Ranitidin HCl setara
dengan Ranitidin 150
mg.
Farmakologi
Ranitidin adalah suatu
histamin antagonis
reseptor H2 yang
menghambat kerja
histamin secara
kompetitif pada
reseptor H2 dan
mengurangi sekresi
asam lambung. Pada
pemberian IM/IV kadar
dalam serum yang
diperlukan untuk
menghambat 50%
perangsangan sekresi
asam lambung adalah
36–94 mg/mL. Kadar
tersebut bertahan
selama 6–8 jam.
Pada pemberian oral
Ranitidin diabsorpsi 50%
setelah pemberian oral.
Konsentrasi puncak
plasma dicapai 2–3 jam
setelah pemberian dosis
150 mg. Absorpsi tidak
dipengaruhi secara
signifikan oleh makanan
dan antasida. Waktu
paruh 2 ½–3 jam pada
pemberian oral.
Ranitidin diekskresi
melalui urin.
Indikasi
Pengobatan
jangka pendek
tukak usus 12 jari
aktif, tukak
lambung aktif,
mengurangi gejala
refluks esofagitis.
Terapi
pemeliharaan
setelah
penyembuhan
tukak usus 12
jari, tukak
lambung.
Pengobatan
keadaan
hipersekresi
patologis (misal :
sindroma Zollinger
Ellison dan
mastositosis
sistemik).
Ranitidin injeksi
diindikasikan
untuk pasien
rawat inap di
rumah sakit
dengan keadaan
hipersekresi
patologis atau
ulkus dua belas
jari yang sulit
diatasi atau
sebagai
pengobatan
alternatif jangka
pendek
pemberian oral
pada pasien yang
tidak bisa diberi
Ranitidin oral.
Kontraindikasi
Penderita yang
hipersensitif terhadap
Ranitidin.
Dosis
HARUS DENGAN
RESEP DOKTER .
150 mg 2 kali
sehari (pagi dan
malam) atau 300
mg sekali sehari
sesudah makan
malam atau
sebelum tidur,
selama 4 – 8
minggu.
Tukak lambung
aktif. 150 mg 2
kali sehari (pagi
dan malam)
selama 2 minggu.
Terapi
pemeliharaan
pada
penyembuhan
tukak 12 jari dan
tukak lambung.
Dewasa : 150 mg,
malam hari
sebelum tidur.
Keadaan
hipersekresi
patologis
(Zollinger – Ellison,
mastositosis
sistemik).
Dewasa : 150 mg,
2 kali sehari
dengan lama
pengobatan
ditentukan oleh
dokter
berdasarkan
gejala klinik yang
ada. Dosis dapat
ditingkatkan
sesuai dengan
kebutuhan
masing-masing
penderita. Dosis
hingga 6 g sehari
dapat diberikan
pada penyakit
yang berat.
Refluks
gastroesofagitis.
Dewasa : 150 mg,
2 kali sehari.
Esofagitis erosif.
Dewasa : 150 mg,
4 kali sehari.
Pemeliharaan dan
penyembuhan
esofagitis erosif.
Dewasa : 150 mg,
2 kali sehari.
Dosis pada
penderita
gangguan fungsi
ginjal. Bila
bersihan kreatinin
< 50 mL / menit :
150 mg / 24 jam.
Bila perlu dosis
dapat
ditingkatkan
secara hati-hati
setiap 12 jam
atau kurang
tergantung
kondisi penderita.
Hemodialisis
menurunkan
kadar Ranitidin
yang terdistribusi.
Efek Samping
Sakit kepala.
Susunan saraf
pusat, jarang
terjadi : malaise,
pusing,
mengantuk,
insomnia, vertigo,
agitasi, depresi,
halusinasi.
Kardiovaskular,
jarang dilaporkan :
aritmia seperti
takikardia,
bradikardia,
atrioventricular
block, premature
ventricular beats.
Gastrointestinal :
konstipasi, diare,
mual, muntah,
nyeri perut.
Jarang dilaporkan :
pankreatitis.
Muskuloskeletal,
jarang dilaporkan :
artralgia dan
mialgia.
Hematologik :
leukopenia,
granulositopenia,
pansitopenia,
trombositopenia
(pada beberapa
penderita). Kasus
jarang terjadi
seperti
agranulositopenia,
trombositopenia,
anemia aplastik
pernah dilaporkan.
Endokrin :
ginekomastia,
impoten dan
hilangnya libido
pernah dilaporkan
pada penderita
pria.
Kulit, jarang
dilaporkan : ruam,
eritema
multiforme,
alopesia.
Lain-lain, kasus
hipersensitivitas
yang jarang
(contoh :
bronkospasma,
demam,
eosinofilia),
anafilaksis,
edema
angioneurotik,
sedikit
peningkatan
kadar dalam
kreatinin serum.
Peringatan dan
Perhatian
Umum : pada
penderita yang
memberikan
respon
simptomatik
terhadap
Ranitidin, tidak
menghalangi
timbulnya
keganasan
lambung.
Karena Ranitidin
diekskresi
terutama melalui
ginjal, dosis
Ranitidin harus
disesuaikan pada
penderita dengan
gangguan fungsi
ginjal.
Hati-hati
pemberian pada
gangguan fungsi
hati karena
Ranitidin di
metabolisme di
hati.
Hindarkan
pemberian pada
penderita dengan
riwayat porfiria
akut.
Hati-hati
penggunaan pada
wanita menyusui.
Khasiat dan
keamanan
penggunaan pada
anak-anak belum
terbukti.
Waktu
penyembuhan
dan efek samping
pada usia lanjut
tidak sama
dengan penderita
usia dewasa.
Pemberian pada
wanita hamil
hanya jika benar-
benar sangat
dibutuhkan.
Interaksi Obat
Ranitidin tidak
menghambat
kerja dari
sitokrom P450
dalam hati.
Pemberian
bersama warfarin
dapat
meningkatkan
atau menurunkan
waktu
protrombin.
Overdosis
Gejala-gejala overdosis
antara lain, pernah
dilaporkan : hipotensi,
cara berjalan yang tidak
normal.
Penanganan
overdosis :
Induksi dengan
cara dimuntahkan
atau bilas
lambung.
Untuk serangan :
dengan cara
pemberian
diazepam injeksi
IV.
Untuk bradikardia
: dengan cara
pemberian
atropin.
Untuk aritmia :
dengan cara
pemberian
lidokain.
Cara
Penyimpanan
Simpan pada suhu di
bawah 30 derajat
celcius, di tempat kering
dan terlindung dari
cahaya.
Kemasan
Tersedia dalam
kemasan : Ranitidin 150
mg tablet salut selaput,
1 strip @ 10 tablet salut
selaput.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar