Google
Web This Blog

Cbox

Enter your email address:

Delivered by FeedBurner

Protected by Copyscape DMCA Takedown Notice Infringement Search Tool

Kamis

Wanita Pencari Nafkah Kurang Bahagia dalam pernikahan

Wanita Pencari Nafkah Kurang Bahagia dalam Pernikahan


Saat ini bukan hal aneh lagi melihat suami istri sama-sama bekerja,
bahkan cukup banyak perempuan yang lebih sukses dan menjadi pencari
nafkah utama dalam keluarga. Namun, benarkah wanita bekerja yang
menjadi pencari nafkah utama kurang bahagia dalam pernikahannya ?
Ternyata, ketidak bahagiaan dalam pernikahan yang dirasakan para
wanita tersebut karena mayoritas pernikahan, bahkan di negara maju,
masih mengikuti pembagian peran yang bersifat tradisional . Yakni,
para pria mencari nafkah dan tugas utama wanita adalah mengurus rumah
tangga, meski ia juga bekerja.
Tugas ganda yang diemban para ibu bekerja itu, menjadi pencari nafkah
utama dan juga bertanggung jawab pada urusan domestik dan anak,
membuat para ibu bekerja mengalami stres.
Meski para ibu bekerja memiliki banyak faktor kebahagiaan dalam
hidupnya; pekerjaan, pernikahan, anak-anak, jaringan kerja, dan juga
hobi, tetapi banyaknya hal yang harus ia pikirkan dalam waktu
bersamaan membuat mereka terkadang merasa lelah dan kurang bahagia.
Menurut Sandra Shpilberg, penulis dan juga aktivis bidang perempuan,
sebenarnya yang diperlukan para ibu bekerja adalah dukungan emosional,
keintiman dan ikatan yang kuat.
Memang kita kerap melihat para ibu bekerja sebagai "Super Woman" yang
mampu melakukan segalanya, tetapi mereka membutuhkan dukungan.
Terkadang, mereka juga perlu diperhatikan, didukung, dan perannya
sebagai perencana dan pengambil keputusan di rumah digantikan,
sesekali

Tidak ada komentar:

Posting Komentar