*RENUNGAN TAHAJUD*
(Ahad . 08 Sept'19).
*السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ*وَبَرَكَاتُهُ*
*بِسْــــــــــــــــمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِــــــــــــيْمِ*
*WAJAH WAJAH YANG MALU KARENA ALLAH*
Jika kalian ingin menemukan suatu keindahan, maka lihatlah wajah wajah yang malu karena Allah Ta'ala.
*Malu adalah bagian dari iman*, jika itu hilang maka serasa imanpun sudah hilang, dan jika sudah hilang rasa malu silahkan berbuat sesukanya.
Sehingga kekuatan rasa malu itu sebanding lurus dengan sehat atau tidaknya hati seseorang. Berkurangnya rasa malu merupakan pertanda dari matinya hati dan ruh orang tersebut. Semakin sehat suatu hati maka akan makin sempurna rasa malunya.
Dan rasa malu paling tinggi derajatnya adalah rasa malu kepada Allah Ta'ala, rasa malu kepada Allah. Artinya *seorang hamba merasa malu jika Allah Ta'ala melihatnya sedang melakukan kemaksiatan dan menyelisihi perintah-Nya*.
Nabi jelaskan dalam sabdanya, *“Malulah kalian kepada Allah dengan sebenar-benarnya”. “Kami sudah malu duhai Rasulullah”*, jawab para sahabat. Nabi bersabda,
*لَيْسَ ذَاكَ وَلَكِنَّ الِاسْتِحْيَاءَ مِنْ اللَّهِ حَقَّ الْحَيَاءِ أَنْ تَحْفَظَ الرَّأْسَ وَمَا وَعَى وَالْبَطْنَ وَمَا حَوَى وَلْتَذْكُرْ الْمَوْتَ وَالْبِلَى وَمَنْ أَرَادَ الْآخِرَةَ تَرَكَ زِينَةَ الدُّنْيَا فَمَنْ فَعَلَ ذَلِكَ فَقَدْ اسْتَحْيَا مِنْ اللَّهِ حَقَّ الْحَيَاءِ*
*“Bukan demikian namun yang dimaksud malu kepada Allah dengan sebenar-benarnya adalah menjaga kepala dan anggota badan yang terletak di kepala, menjaga perut dan anggota badan yang berhubungan dengan perut, mengingat kematian dan saat badan hancur dalam kubur. Siapa yang menginginkan akhirat harus meninggalkan kesenangan dunia. Siapa yang melakukan hal-hal tersebut maka dia telah merasa malu dengan Allah dengan sebenar-benarnya.”* (HR. Tirmidzi dll, dinilai hasan karena adanya riwayat-riwayat lain yang menguatkannya oleh Al Albani dalam Shahih Jami’ Shaghir no. 935)
Salman al Farisi mengatakan,
*إِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ إِذَا أَرَادَ أَنْ يُهْلِكَ عَبْدًا نَزَعَ مِنْهُ الْحَيَاءَ فَإِذَا نَزَعَ مِنْهُ الْحَيَاءَ لَمْ تَلْقَهُ إِلَّا مَقِيتًا مُمَقَّتًا فَإِذَا لَمْ تَلْقَهُ إِلَّا مَقِيتًا مُمَقَّتًا نُزِعَتْ مِنْهُ الْأَمَانَةُ فَإِذَا نُزِعَتْ مِنْهُ الْأَمَانَةُ لَمْ تَلْقَهُ إِلَّا خَائِنًا مُخَوَّنًا فَإِذَا لَمْ تَلْقَهُ إِلَّا خَائِنًا مُخَوَّنًا نُزِعَتْ مِنْهُ الرَّحْمَةُ فَإِذَا نُزِعَتْ مِنْهُ الرَّحْمَةُ لَمْ تَلْقَهُ إِلَّا رَجِيمًا مُلَعَّنًا فَإِذَا لَمْ تَلْقَهُ إِلَّا رَجِيمًا مُلَعَّنًا نُزِعَتْ مِنْهُ رِبْقَةُ الْإِسْلَامِ*
*“Sungguh jika Allah berkehendak untuk membinasakan seseorang maka akan Allah hilangkan rasa malu dari diri orang tersebut. Jika rasa malu sudah tercabut dari dirinya maka tidaklah kau jumpai orang tersebut melainkan orang yang sangat Allah murkai. Setelah itu akan hilang sifat amanah dari diri orang tersebut. Jika dia sudah tidak lagi memiliki amanah maka dia akan menjadi orang yang suka berkhianat dan dikhianati. Setelah itu sifat kasih sayang akan dicabut darinya. Jika rasa kasih sayang telah dicabut maka dia akan menjadi orang yang terkutuk. Sesudah itu, ikatan Islam akan dicabut darinya.”*
Terlebih lagi kaum wanita, makhluk yang Allah jadikan lebih banyak memiliki rasa malu dibandingkan lelaki. Namun ironisnya, hari ini banyak wanita yang justru mencampakkan jauh-jauh sifat mulia yang terpuji ini. Sehingga, terlalu banyak kita jumpai kaum wanita yang lebih tidak tahu malu dari pada laki-laki.
Wanita di zaman ini telah pudar rasa malunya. Sehingga hakikat penciptaan wanita yang seharusnya menjadi perhiasan dunia dengan kesholihahannya, menjadi tak lagi bermakna. Di zaman ini wanita hanya dijadikan objek kesenangan nafsu. Hal seperti ini karena perilaku wanita itu sendiri yang seringkali berbangga diri dengan mengatasnamakan *emansipasi*, mereka meninggalkan rasa malu untuk bersaing dengan kaum pria. Akhirnya banyak para wanita yang keluar rumah dengan celana pendek, pakaian ketat, atau pakaian serba mini dengan alasan kebebasan mengikuti tren agar tak ketinggalan zaman.
*Malu adalah satu akhlak mulia yang menghiasi perilaku manusia* dengan cahaya dan keanggunan yang ada padanya. Inilah akhlak terpuji yang ada pada diri seorang lelaki dan fitrah yang mengkarakter pada diri setiap wanita. Sehingga, sangat tidak masuk akal jika ada wanita yang tidak ada rasa malu sedikit pun dalam dirinya.
Sehingga tidak akan tampak lagi keindahan dan kehormatan pada dirinya, karena *sesungguhnya mahkota kehormatan seorang wanita ada pada rasa malu*, sedangkan mahkota adalah *sesuatu perhiasan yang teramat mahal, dan itu hanya akan dimiliki oleh wanita sholihah karena dia adalah sebaik baik perhiasan dunia*.
Wallahu a’lam bish shawab.
Barakallahu fiikum.
*MONGGO SHALAT TAHAJUD*
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarahkaatuh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar